Karbon Monoksida: Kenali Bahaya Dan Manfaatnya
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa permasalahan utama dalam pencemaran lingkungan adalah polusi udara.
Dilansir dari Betahita, sebagai silent killer, polusi udara dapat mengurangi kehidupan manusia di bumi rata-rata sebesar dua tahun. Beberapa kota di Indonesia dinilai memiliki kualitas udara yang buruk dan dapat memperpendek usia manusia hingga 6,4 tahun.
Ternyata, penyebab kematian karena polusi udara 3 kali lebih besar dibanding kematian yang disebabkan oleh penyakit AIDS, TBC, dan malaria.
Salah satu penyebab polusi udara adalah gas pembuangan dari kendaraan bermotor. Tidak dapat dimungkiri, mayoritas masyarakat di Indonesia mobilitasnya menggunakan kendaraan bermotor. Alhasil, meningkatkan salah satu polutan di udara yaitu CO atau karbon monoksida.
Lantas, mengapa gas monoksida berbahaya? Seperti apa gangguan kesehatan apabila terpapar karbon Monoksida ini? Yuk kita simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Karbon Monoksida?
Karbon monoksida atau gas monoksida adalah salah satu gas yang berasal dari pembuangan kendaraan bermotor. Gas monoksida tidak memiliki bau dan warna, tetapi sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia dalam jumlah yang besar.
Karena gas CO tidak berbau, biasanya gas CO terhirup bersamaan dengan gas lainnya. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah -192°C. Di kota besar dengan lalu lintas yang padat menghasilkan gas CO yang tinggi dibanding di pedesaan.
Penyebab Adanya Gas CO di Bumi
Gas monoksida disebabkan proses pembakaran kendaraan bermotor. Menurut BPS, pada tahun 2018-2020 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia adalah 126.508.776 dan pada tahun 2020 menjadi 136.137.451.
Selain dari pembakaran kendaraan bermotor, gas CO berasal dari pembakaran fosil minyak, batu bara, dan gas dalam jumlah besar. Selain itu, gas CO disebabkan oleh pemanas ruangan dengan bahan bakar minyak tanah, asap rokok, asap dari industri, pembakaran hutan, dan lainnya.
Mengapa Gas Monoksida Berbahaya?
Mengapa Gas Monoksida Berbahaya?
Gas monoksida yang berasal dari pembakaran sangat berbahaya dan berakibat fatal untuk kesehatan. Gas CO mengikat hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan karboksihemoglobin (COHb) pada darah.
Dalam mengikat hemoglobin, ikatan karbon monoksida (CO) lebih kuat dibanding ikatan oksigen (O2). Ikatan CO lebih lama mengikat Hb dibanding O2 yang lebih mudah melepaskan dari Hb. Akibatnya ikatan hemoglobin dengan oksigen akan semakin sedikit. Jadi, paparan gas CO secara terus-menerus ternyata dapat memengaruhi kadar COHb pada darah.
Gangguan Kesehatan Akibat Paparan Gas CO
Menghirup gas CO dalam kurun waktu yang lama akan menimbulkan beberapa penyakit bahkan kematian. Apa saja penyakit yang timbul apabila kita terpapar gas CO?
1. Penyakit Jantung
Gas monoksida yang terhirup secara terus-menerus menyebabkan serangan jantung, jantung koroner, dan penyakit kardiovaskuler lainnya.
Menurut Wang Y dkk 2020, efek peningkatan kadar CO di dalam tubuh dapat meningkatkan Year of Life Lost (YLL). YLL adalah ukuran kematian dini pada masyarakat yang memperhitungkan antara frekuensi kematian dan usia terjadinya kematian.
2. Penyakit Paru-paru
Paparan gas CO secara singkat dapat mengakibatkan penyakit bronkitis, terutama pada laki-laki usia lanjut. Orang dengan riwayat merokok menyebabkan gangguan pada fungsi paru sekitar 62% (Premana dan Griandhi 2017).
Sehingga paparan dari gas CO, meningkatkan terjadinya bronkitis dan Delayed Encephalopathy After Acute Carbon Monoxide Poisoning (DEACMP).
3. Efek pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang terpapar karbon monoksida rentan mengalami BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Menurut penelitian paparan asap rokok memiliki risiko 2,353 kali lebih besar mengakibatkan ibu hamil mengalami BBLR (Hasriyani dkk 2018). Sebagai perokok pasif tentunya sangat membahayakan ibu hamil, apalagi jika ibu hamil terpapar gas CO lebih dari 7 jam setiap harinya (Nur 2018).
Gangguan lain pada ibu hamil yaitu kematian janin, komplikasi jangka pendek, gangguan perkembangan, dan lesi otak kronis. Paparan asap rokok lebih dari 3 jam setiap harinya dapat menyebabkan efek stunting pada balita (Humairoh dkk 2021).
Keuntungan Karbon Monoksida
Walau dalam beberapa kondisi karbon monoksida dikategorikan sebagai polutan yang berbahaya, tetapi ia dapat menguntungkan apabila digunakan dalam takaran yang tepat. Gas ini dapat dimanfaatkan sebagai reduktor dalam pengolahan jenis logam, sebagai bahan bakar gas seperti gas kokas dan gas air, dan bahan baku pembuatan metanol.
Menurut penelitian Katsnelson (2019), gas CO mampu meredakan peradangan, mempertahankan jaringan yang stres, mencegah kematian sel, mengobati penyakit sepsis, mengobati penyakit sel sabit, mengobati komplikasi transplantasi organ, mengobati penyakit fibrosis paru, dan lainnya.
Salah Satu Upaya Penurunan Gas Monoksida
Pembakaran tidak sempurna olah kendaraan bermotor, meningkatkan emisi gas CO. Oleh karena itu, perlu adanya modifikasi pada knalpot untuk mengurangi karbon monoksida yang terlepas.
Pembakaran tidak sempurna olah kendaraan bermotor, meningkatkan emisi gas CO. Oleh karena itu, perlu adanya modifikasi pada knalpot untuk mengurangi karbon monoksida yang terlepas.
Penelitian oleh Maryanto dkk (2009), penambahan arang aktif, glasswool, air, atau bahan yang bersifat absorben dan adsorben mampu mengurangi kadar emisi gas CO yang terbuang.
Itulah penjelasan singkat mengenai karbon monoksida! Setelah membaca tulisan di atas, sebaiknya kita lebih aware dengan kondisi sekitar kita, agar terhindar dan dapat mengurangi dampak dari paparan gas monoksida.
Itulah penjelasan singkat mengenai karbon monoksida! Setelah membaca tulisan di atas, sebaiknya kita lebih aware dengan kondisi sekitar kita, agar terhindar dan dapat mengurangi dampak dari paparan gas monoksida.
Comments
Post a Comment